Universitas Katolik Parahyangan (dengan singkatan-terdaftar “UNPAR”) didirikan pada tahun 1955, diawali dengan Fakultas Ekonomi. Hal ini selaras dengan titik tolak sikap hendak melayani masyarakat, yang dimulai dari segi kebutuhan dasar sebagai masyarakat bangsa yang baru merdeka dengan modal ekonomi yang belum sempat keseluruhannya diambil alih dari pihak mantan penjajah, sehingga juga belum dikuasai sepenuhnya untuk kepentingan umum bangsa.
Fakultas Ekonomi disusul Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, lalu Fakultas llmu Sosial dan Politik. Semboyan Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti, yang berarti “Berdasarkan Ketuhanan menuntut ilmu untuk dibaktikan kepada masyarakat”, konsisten menjiwai langkah-langkah tersebut.
Pada tahun 1983 Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Suryagung Bumi bergabung ke UNPAR sebagai Fakultas Filsafat, meluaskan wawasan UNPAR, yaitu bukan hanya menyediakan ilmu sosial dan ilmu teknik bagi bangsa, melainkan juga sebagai suatu universitas, menyediakan kesempatan untuk mendalami hakekat dan tujuan kehidupan manusia melalui fakultas baru ini.
Pada tahun 1993 terjadi langkah penting lagi, yaitu dibentuknya Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA; sejak tahun 2024 berganti nama menjadi FS – Fakultas Sains, dalam rangka menonjolkan perannya secara lebih konkret). Picunya muncul dari Ketua Pengurus Yayasan Unpar ketika itu, Prof. Dr. B. Suprapto Brotosiswojo, yang melihat adanya aturan baru Ditjen Dikti, “bahwa suatu universitas perlu memiliki minimal 3 fakultas di bidang ilmu pengetahuan alam” sebagai saat tepat untuk melengkapi jumlah fakultas UNPAR dengan unsur teknologi dan unsur fundamental ilmu. Saat ini lah jurusan dan program studi Fisika mulai ada di lingkungan UNPAR. Pilihan ini didasarkan pula atas pertimbangan bahwa Fakultas Teknik dengan program studi Teknik Sipil dan Arsitekturnya, sejak awal telah memerlukan pelayanan kuliah-kuliah di bidang Fisika, sehingga tenaga dosennya telah tersedia.