Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai koordinator manajemen talenta di bidang riset dan inovasi terus menghadirkan berbagai program kolaborasi ilmiah untuk mendorong lahirnya peneliti-peneliti unggul. Salah satu inisiatif utama tersebut adalah Indonesia Research and Innovation Fair (IRIFair), sebuah platform kompetitif yang dirancang untuk menjaring talenta riset terbaik di tingkat sarjana dan magister.
Kesuksesan penyelenggaraan IRIFair pada tahun 2023 dan 2024 menjadi landasan kuat bagi pelaksanaan IRIFair BRIN 2025. Kompetisi ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah presentasi dan pameran hasil riset, tetapi juga sebagai ajang talent scouting yang berperan penting dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional. Tahun ini, IRIFair mencakup tiga kategori utama, yaitu Scholar Research Competition (SRC), Research Poster Competition (RPC), dan 3-Minute Research Pitch Competition (3MR), dengan sasaran utama talenta terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Rangkaian kegiatan dimulai dari proses pendaftaran, seleksi administrasi berdasarkan data peserta dan research summary, hingga seleksi substansi melalui sesi presentasi dan tanya jawab yang dilakukan secara daring. Para peserta juga mendapatkan kesempatan mengikuti workshop online mengenai teknik presentasi singkat dan pembuatan poster ilmiah yang efektif.
Kompetisi terbagi menjadi empat bidang: Life and Nature Sciences, Technology and Engineering Sciences, Social Sciences and Humanities, serta Earth, Space and Marine Sciences. Pada tahun 2025, babak final diselenggarakan di Yogyakarta, dengan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia sebagai tuan rumah pada tanggal 9–10 September 2025.
Keikutsertaan Rich Mikhael dalam IRIFair BRIN 2025 menjadi pengalaman yang sangat berharga. Selain menjadi kunjungan pertamanya ke Yogyakarta, Rich juga mengikuti tiga kategori kompetisi sekaligus. Selama kegiatan berlangsung, Rich turut serta dalam tur laboratorium nuklir di kawasan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia serta mengikuti berbagai sesi inspiratif seperti workshop personal branding, talk show peneliti muda, dan sesi berbagi dari LPDP.
Meskipun pada tahun ini Rich berpartisipasi sebagai finalis, pengalaman tersebut menjadi kesempatan berharga untuk bertemu dan berdiskusi dengan peneliti muda dari berbagai universitas di Indonesia, baik dari jenjang S-1 maupun S-2, serta dari berbagai rumpun keilmuan mulai dari teknologi, sosial humaniora, ilmu bumi, hingga ilmu alam. Beragam presentasi dan pemaparan dari para peserta turut memperluas wawasan Rich mengenai perkembangan penelitian lintas bidang.
Melalui kompetisi ini, Rich tidak hanya memperkenalkan penelitiannya mengenai peningkatan performa dan durabilitas katalis pada teknologi PEMFC, tetapi juga berkesempatan membawa nama Jurusan Fisika dan Universitas Katolik Parahyangan ke panggung riset nasional. Dengan demikian, semakin banyak peserta, pengunjung, dan pemangku kepentingan yang mengenal UNPAR sebagai institusi yang aktif berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di Indonesia.


