Seminar Mingguan Departemen Fisika UI oleh Dosen Fisika UNPAR

Rabu, 8 Mei 2019 pukul 13.00 WIB, dosen Fisika UNPAR Haryanto M. Siahaan, Ph.D. memberikan seminar mingguan di departemen fisika Universitas Indonesia. Undangan yang diberikan oleh departemen fisika UI kepada Haryanto Siahaan ada kaitannya dengan pengumuman citra lubang hitam pertama yang umat manusia berhasil dapatkan, yang diumumkan oleh kolaborasi Event Horizon Telescope (EHT) pada 10 April 2019. Haryanto Siahaan yang merupakan salah satu dari beberapa peneliti lubang hitam di Indonesia dirasa cukup kompeten dalam mencoba menjelaskan apa makna dari citra yang didapat oleh kolaborasi EHT tersebut.

Dalam kesempatan ini, Haryanto juga menyampaikan perkembangan terakhir pekerjaannya terkait gerak melingkar benda (termasuk cahaya) dalam solusi ruang waktu Kerr-Sen-Taub-NUT yang didapatnya. Citra lubang hitam yang terlihat seperti cincin cahaya tersebut ada kaitannya dengan gerak melingkar foton di sekitar lubang hitam. Solusi Kerr-Sen-Taub-NUT sendiri adalah solusi ruang waktu berputar dan mengandung medan elektromagnetik, disamping medan dilaton dan tensor antisimetrik orde dua, yang hidup dalam teori heterotik string energi rendah. Solusi ini diklaim oleh Haryanto sebagai solusi baru yang ditemukannya, yang analog dengan solusi Kerr-Newman-Taub-NUT dalam teori Einstein-Maxwell. Namun menurut Haryanto, untuk menjelaskan citra lubang hitam yang didapat oleh kolaborasi EHT, masih belum diperlukan koreksi dari teori gravitasi beyond Einstein, sehingga pada akhirnya Haryanto masih tetap harus mengambil limit Kerr dari solusi yang didapatkannya dalam menjelaskan citra lubang hitam tersebut. Dengan kata lain, teori gravitasi Einstein yang diajukan lebih dari seabad lalu terbukti masih sakti dan lulus uji terkait penemuan kolaborasi EHT bulan April yang lalu.

Seminar ini diikuti oleh cukup banyak peserta, terutama saat bagian penjelasan semi-populer terkait lubang hitam. Terlihat beberapa mahasiswa sampai berdiri di pintu masuk saat beberapa aspek dasar lubang hitam disampaikan. Saat aspek terkait teori string energi rendah disampaikan, jumlah peserta seminar terlihat agak berkurang karena memang bagian tersebut agak teknis, namun beberapa terlihat tetap antusias terutama mereka yang memang mengerjakan beberapa permasalahan gravitasi.

Departemen fisika UI sendiri merupakan salah satu departemen fisika di Indonesia yang mempunyai kelompok penelitian fisika teori khususnya gravitasi yang sangat kuat. Hal ini terverifikasi saat Haryanto berkunjung ke laboratorium fisika teori di tempat itu, ruang tersebut terlihat cukup sesak berisi mahasiswa/mahasiswi yang antusias bekerja. Saat seminar selesai, Haryanto menyempatkan diri untuk mengobrol dengan kolega dan mahasiswa di laboratorium tersebut terkait beberapa perkembangan terakhir dalam sains.

Ternyata tidak hanya civitas akademik fisika UI saja yang menghadiri seminar, Prof. Husin Alatas dari jurusan fisika Institut Pertanian Bogor juga hadir dan membawa serta mahasiswa/mahasiswi bimbingannya. Pada akhir seminar, cukup banyak pertanyaan diajukan, mulai dari kolega senior seperti Prof. Husin Alatas dan Prof. Terry Mart, sampai dengan beberapa mahasiswa yang cukup familiar dengan teori gravitasi bimbingan Dr. Handhika Ramadhan.

X